Kesetaraan Gender Dalam Wasit Piala Dunia

Kesetaraan Gender Dalam Wasit Piala Dunia

Kesetaraan Gender Dalam Wasit Piala Dunia

Kesetaraan gender menjadi hal yang selalu dielukan dalam sepakbola. Olahraga yang satu ini memang menjadi primadona di kalangan kaum pria dibandingkan wanita. Dari mulai pemain, suporter, perangkat pertandingan hingga para pejabat yang duduk di organisasi induk pun sangat didominasi oleh para lelaki.

Hal tersebut membuat persepsi bahwa sepakbola merupakan olahraga yang maskulin. Faktor-faktor tersebutlah yang kemudian menimbulkan bias gender dalam sepakbola. Namun, kalau dilihat lebih luas lagi, harusnya sepakbola tidak hanya milik para lelaki saja namun wanita juga berhak memiliki sepakbola juga.

Kalau berbicara tentang sepakbola wanita tentu kita sudah tidak begitu asing lagi dengan hal itu. Sebab, sudah banyak kejuaraan level dunia hingga level domestik. FIFA sebagai organisasi sepakbola dunia terus mengupayakan pelbagai cara agar sepakbola tidak bias gender lagi.

Contohnya dengan digelarnya Piala Dunia Wanita pertama pada tahun 1991 yang sampai sekarang masih eksis. Belum lagi kejuaraan tingkat benua pun sama. Sekarang di level klub pun banyak yang sudah memiliki tim sepakbola wanita. Bahkan sudah ada kompetisi antar klub wanita baik di level antar negara maupun domestik.

Tapi, berbicara tentang sepakbola tidak melulu tentang pemainnya saja yang menjadi pelaku utama tapi juga pengadil yang ada di lapangan yaitu wasit. Pada Piala Dunia 2022 ini telah mencatatkan rekor yang baik, yaitu menurunkan wasit wanita pertama untuk memimpin pertandingan di turnamen terakbar tersebut.

Sejarah Wasit Wanita

Sebenarnya, keterlibatan wasit wanita dalam sepakbola sudah terjadi lama sekali. Seorang peneliti bernama Petra Tabarelli, menyebutkan bawah wasit wanita pertama yang memimpin pertandingan sepakbola pria adalah Edith Klinger dari Austria, yang aktif dari tahun 1935-1938.

Namun tidak demikian bagi FIFA. Pada tahun 2018, mereka justru menyebut bahwa wanita pertama yang memimpin sepakbola pria adalah DrahลŸan Arda dari Turki. Ia aktif dalam dunia perwasitan sepakbola pada tahun 1968 ketika memimpin pertandingan di Turki. Total ia hampir 30 tahun menjadi wasit di Turki dan Jerman.

Kesetaraan Gender Dalam Wasit Piala Dunia
Sumber: T-Vine

Tahun demi tahun menunjukkan progres yang baik bagi perwasitan wanita. Apalagi ketika FIFA mengadakan Piala Dunia Wanita pada tahun 1991, saat itu FIFA menunjuk Ingrid Jonsson dari Swedia bersama dengan 5 asisten lainnya untuk memimpin turnamen terbesar sepakbola wanita itu.

Beberapa tahun berselang, akhirnya ada wasit wanita pertama yang mendapatkan lisensi FIFI, ia bernama Sonia Denoncourt dari Kanada. Semenjak itu, mulai bertambah banyak lagi wasit wanita yang mendapatkan akreditasi sebagai wasit FIFA.

Pada periode 2000an, muncul banyak wasit wanita yang terkenal saat itu. Sebut saja Nicole Petignat dari Swiss yang kemampuannya tidak perlu diragukan lagi. Ia pernah memimpin kualifikasi Piala Eropa antara tahun 2003 hingga 2009.

Kemudian ada Bibiana Steinhaus dari Jerman yang menjadi wasit wanita pertama yang memimpin pertandingan Bundesliga Jerman. Di level internasional ia telah memimpin final Liga Champion Wanita 2017, final Piala Dunia Wanita 2011 dan final Olimpiade London 2012.

Dengan segudang pengalamannya tersebut, tak heran jika dirinya dijadikan sebagai wasit wanita terbaik dunia pada dekade 2010-2020 berdasarkan penilaian dari Federasi Internasional Sejarah dan Statistik Sepak Bola (IFFHS).

Kesetaraan Gender Dalam Wasit Piala Dunia
Sumber: UEFA

Selain itu masih banyak lagi wasit wanita pemuat sejarah. Ada Kateryna Monzul dari Ukraina dengan dua asistennya, Maryna Striletska dan Svitlana Grushko memimpin pertandingan kualifikasi Piala Dunia 2022. Ada juga Stephanie Frappart dari Prancis, bahkan ia baru saja memecahkan rekor yang sangat fenomenal di Piala Dunia 2022.

Wasit Wanita Piala Dunia

Piala Dunia di Qatar menjadi momen bersejarah dan historis bagi kesetaraan gender di sepakbola terutama dalam pengadil lapangan, wasit. Pada piala dunia kali ini, FIFA setidaknya menunjuk tiga wasit utama dari total 36 untuk Piala Dunia 2022. Mereka adalah Stephanie Frappart dari Prancis, Yoshimi Yamashita dari Jepang dan Salima Mukasanga dari Rwanda.

Kesetaraan Gender Dalam Wasit Piala Dunia
Sumber: FIFA

Pierluigi Collina, selaku presiden dari komite wasit FIFA mengatakan bahwa penunjukan tiga wasit wanita tersebut bukan karena mereka perempuan, tapi karena mereka adalah wasit FIFA.

Selain mereka bertiga, juga ada tiga asisten wasit dari total 69 asisten. Mereka adalah Neuza Back dari Brazil, Karen Dรญaz Medina dari Mexico dan Kathryn Nesbitt dari Amerika. Mereka berenam akan menjadi sejarah sendiri bagi sepakbola dunia, karena mereka akan ikut turut andil dalam turnamen terbesar di dunia ini.

Ketiga wasit utama tersebut tidaklah asing bagi sepakbola pria, mereka telah berkecimpung dalam sepakbola pria sejak lama. Yamashita dari Jepang telah memimpin Liga Jepang, Liga Champion Asia hingga Olimpiade Tokyo. Sedangkan Mukasanga, ia menjadi wanita pertama yang memimpin pertandingan di Piala Afrika Januari lalu.

Frappart menjadi wasit paling berpengalaman dari kedua koleganya tersebut. Ia telah memimpin kualifikasi Piala Dunia, Liga Champion Eropa, Piala Prancis hingga menjadi wasit dalam final Piala Dunia Wanita pada tahun 2019.

Tepat 1 Desember 2022 pada pertandingan antara Kostarika menghadapi Jerman menjadi pertandingan yang bersejarah bagi sepakbola wanita. Sebab, untuk pertama kalinya wasit wanita memimpin pertandingan pada piala dunia. Tidak tanggung-tanggung, ketiga wasit diatas menjadi pengadil pada pertandingan tersebut. Frappart sebagai wasit utama sedangkan Yamashita dan Mukasanga menjadi hakim garis.

***

Sepakbola sekarang memang sudah sepantasnya terbebas dari tembok gender. Sebab sepakbola itu milik semua orang. siapa pun boleh menonton, mengomentari, menikmatinya hingga memainkannya.

Maka dari itu, sepakbola sekarang sudah menjadi lingua franca bagi warga dunia yang terpisah secara gender, suku, budaya, agama maupun ideologi.

Tabik!

 


Posted

in

,

by

Comments

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *