Piala Dunia 1982 dan Cerita Jerman Barat

Ayosport.com – Jerman Barat dikenal memiliki tim nasional sepak bola putra yang kuat dalam gelaran Piala Dunia. Tercatat mereka telah memenangi 4 gelar dan 4 kali menjadi peringkat kedua.Kisah sukses mereka merentang sejak puluhan tahun silam. Namun kontroversi pun pernah mengiringi perjalanan Jerman Barat dalam Piala Dunia.

Piala Dunia 1982 berlangsung di Spanyol. Piala Dunia ini diikuti 24 tim dari 6 konfederasi. Meningkat dari sebelumnya hanya diikut 16 tim.Pun untuk pertama kali perwakilan 6 konfederasi di bawah FIFA sukses masuk ke babak utama Piala Dunia.

Turnamen ini sendiri berlangsung menggunakan 2 kali putaran babak grup. Putaran grup pertama terdiri dari 6 grup yang diisi masing-masing 4 tim. Dua tim teratas akan masuk ke babak putaran grup kedua.

Pada babak ini, 12 tim yang lolos dibagi menjadi 4 grup dengan 3 tim di tiap grupnya. Masing-masing juara grup putaran melaju ke babak semi-final.Tim yang kalah akan masuk babak playoff peringkat ketiga dan pemenang babak semi-final melaju ke final. Penggunaan adu penalti pertama kali digunakan pada Piala Dunia ini.

Jerman Barat melangkah ke Piala Dunia 1982 dengan memenangi babak kualifikasi Grup 1 Zona UEFA. Mereka sukses memenangi keseluruhan pertandingan Grup 1  yang berjumlah 8 laga.Rekor gol pun fantastis, memasukkan 33 gol dan hanya kemasukan 3 gol. Mereka lolos bersama Austria yang menjadi runner-up.

Saat Piala Dunia 1982 digelar, Jeman Barat membawa Karl-Heinz Rummenigge, pencetak gol terbanyak babak kualifikasi Piala Dunia Zona UEFA sekaligus kapten tim,

Lalu ada kiper Toni Schumacher, bek Paul Breitner, gelandang Felix Magath dan Lothar Matthaeus, serta penyerang Horst Hrubesch. Josef “Jupp” Derwall masih menjadi pelatih Jerman Barat setelah memenangkan Piala Eropa 1980.

Kiprah Jerman Barat diawali pada babak grup putaran pertama. Jerman Barat tergabung di Grup 2, yang uniknya kembali satu grup dengan Austria.Aljazair dan Chile melengkapi komposisi Grup 2 tersebut. Empat tim ini bersaing memperebutkan 2 tiket melaju ke babak grup putaran kedua.

Babak grup putaran pertama di grup ini berlangsung sengit dan sedikit kontroversial. Pertandingan pertama Jerman Barat secara mengejutkan tumbang dari Aljazair dengan skor 1-2.Sementara Austria sukses mengalahkan Chile dengan skor 1-0. Pada hari kedua, Jerman mengalahkan Chile dengan skor telah 4-1. Lalu Austria meraih kemenangan kedua atas Aljazair dengan skor 2-0.

Pada skema ini, Austria menjadi pemuncak grup dengan 4 poin. Posisi kedua diisi Aljazair dengan poin 2. Lalu Jerman Barat di peringkat 3 dengan 2 poin, sama dengan jumlah poin Aljazair.

Sementara Chile menjadi juru kunci dengan 2 kekalahan.Sebagai catatan, 1 kemenangan ketika itu diberi poin 2. Dengan kondisi tersebut, Austria cukup imbang agar lolos ke babak grup putaran kedua.

Jerman dan Aljazair yang memiliki poin sama harus menang untuk menjaga peluang, sambil berharap saingannya kehilangan poin penting.Sementara Chile masih memiliki kemungkinan lolos jika mampu menang atas Aljazair sementara Jerman kalah dari Austria. Asumsinya 3 tim tersebut akan sama-sama memiliki 2 poin.

Pertandingan hari ketiga tidak berlangsung bersamaan. Chile-Aljazair memainkan pertandingan terakhir lebih dulu daripada Jerman Barat-Austria.Ketika itu memang masih umum bila pertandingan terakhir dimainkan tidak bersamaan. Hasilnya, Chile akhirnya pulang kandang setelah kalah 3-2 dari Aljazair.

Dengan demikian Aljazair memiliki poin 4 yang sama dengan Austria, namun kalah selisih gol dan head to head.Tinggal partai penentuan Jerman Barat-Austria. Jerman harus menang berapa pun skornya untuk lolos ke babak grup putara kedua, sedangkan Austria masih bisa lolos meski kalah dengan selisih 1 atau 2 gol.

Kontroversi lalu terjadi. Disgrace of Gijón demikian pers menjuluki partai penentuan Jerman Barat melawan Austria tersebut.Jerman Barat unggul 1-0 atas Austria di menit ke-10. Kedua tim sadar bahwa mereka tetap lolos jika skor tersebut tidak berubah.

Jerman Barat dan Austria akhirnya tidak lagi nampak bermain sunguh-sungguh di sisa waktu 80 menit permainan.Hanya sesekali bola melewati garis tengah pertandingan dengan tidak banyak pula upaya serius untuk menjebol gawang lawan.

Pada akhirnya skor tersebut memang tidak berubah hingga peluit panjang permainan dibunyikan wasit. Jerman Barat lolos sebagai juara grup dengan Austria ada di peringkat kedua.Aljazair tersungkur di peringkat 3, meski memiliki 4 poin yang sama dengan Jerman Barat dan Austria. Mereka tersingkir setelah kalah selisih gol.

Selama pertandingan, komentator pertandingan Jerman Barat dan Austria memperingatkan penonton untuk menonton acara lain, sedangkan penonton di stadion sendiri tampak marah atas aksi tim Jerman Barat dan Austria tersebut.

Kedua tim menolak adanya anggapan main mata. Aljazair melancarkan protes resmi. Termasuk mempertanyakan wasit yang tidak bisa melakukan apa-apa.FIFA sendiri memilih tidak mengambil tindakan lebih lanjut. Secara teknis, tak ada aturan yang dilanggar kedua tim.

Kejadian yang kelak membuat pertandingan terakhir babak grup digelar bersamaan sejak Piala Dunia tahun 1986. Jerman Barat lalu masuk ke grup B babak grup putaran kedua. Mereka segrup dengan Inggris dan tuan rumah Spanyol.

Terdapat 3 pertandingan yang berlangsung. Pertandingan pertama, Jerman imbang melawan Inggris dengan skor 0-0. Pertandingan kedua, Jerman menang 2-1 atas Spanyol. Pertandingan terakhir, Spanyol dan Inggris berbagi hasil seri 0-0.Dengan hasil tersebut, Jerman Barat melaju ke babak semi-final.

Babak semifinal, Jerman Barat beradu dengan Prancis. Pertandingan berlangsung seru. Babak pertama, keunggulan Jerman Barat lewat gol Pierre Littbarski dibalas Prancis dengan penalti Michel Platini.

Babak kedua pertandingan berlangsung dengan sejumlah peluang. Namun ada insiden saat pemain Prancis, Patrick Battiston, pingsan saat diterjang kiper Jerman, Harald “Toni’ Schumacher.Patrick Battiston yang baru masuk menit 50, ditarik keluar saat baru 10 menit di lapangan. Toni Schumacher sendiri tidak mendapat kartu akibat insiden keras tersebut.

Pertandingan dilanjutkan dengan tendangan gawang untuk Jerman Barat. Babak kedua berakhir tanpa ada perubahan skor

Pada babak tambahan waktu, Prancis unggul cepat 3-1 lewat gol Marius Trésor dan Alain Giresse. Jerman Barat segera menyamakan skor hingga 3-3 lewat gol Karl-Heinz Rummenigge dan Klaus Fischer.Skor 3-3 tersebut bertahan hingga selesainya babak tambahan, dan adu penalti pun digelar.

Prancis mendapat giliran pertama menendang. Alain Giresse mencetak gol lalu Manfred Kaltz menyamakan. Manuel Amoros membawa Perancis unggul, namun Paul Breitner membalas.

Prancis di atas angin saat Uli Stielike gagal mencetak gol, sedangkan Dominique Rocheteau menambah keunggulan Prancis 3-2 atas Jerman Barat.Selanjutnya Didier Six gagal mencetak gol untuk Prancis, dan Pierre Michael Littbarski memperpanjang napas Jerman, sehingga skor adu penalti kembali imbang 3-3.

Platini kembali membawa keunggulan Prancis, namun dibalas Karl-Heinz Rummenigge. Selnjutnya Maxime Bossis yang menjadi penendang kelima Prancis justru gagal mencetak gol.Horst Hrubesch menjadi penentu kemenangan dramatis Jerman Barat atas Prancis dalam adu penalti pertama dalam Piala Dunia.

Partai final Jerman Barat berduel dengan Italia. Sebelum Piala Dunia 1982 digelar, Italia terkena dampak skandal Totonero. Lalu pada babak kualifikasi, mereka lolos sebagai runner-up grup di bawah Yugoslavia. Babak putaran pertama grup, Italia bahkan lolos dengan hanya 3 kali hasil seri.

Mereka pun lolos karena unggul dari Kamerun dalam hal mencetak gol, meski kamerun memiliki poin dan selisih gol sama dengan Italia.

Barulah Italia menggila pada babak kedua putaran grup. Mereka sukse menjadi juara grup setelah mengalahkan juara dunia 3 kali Brasil. Pada babak semi-final, Italia sukses mengalahkan Polandia.

Partai final Jerman Barat melawan Italia berlangsung di Madrid. Jerman Barat dan Italia sama-sama pernah 2 kali  juara dunia. Siapa pun pemenang partai ini akan menyamai Brasil yang memiliki rekor 3 kali juara dunia.

Babak pertama tak ada gol tercipta. Pada babak kedua, Italia tampil trengginas. Mereka sukses unggul 3-0 lewat gol Paolo Rossi, Marco Tardelli, dan Alessandro Altobelli.

Sementara gol Paul Breitner tak bisa lagi ditambah.Italia sukses mengalahkan Jerman Barat dengan skor 3-1. Jadilah Dino Zoff, sang kiper dan pemain tertua sepanjang turnamen sekaligus kapten, mengangkat trofi Piala Dunia untuk Italia.

Kekalahan itu menjadi kekalahan kedua Jerman Barat dalam Piala Dunia setelah 1966 oleh Inggris. Dalam perjalanannya, Jerman Barat kembali tumbang dalam final Piala Dunia 1986 oleh Argentina.

Pun kekalahan di final yang keempat terjadi, saat Jerman Barat telah bersatu dengan Jerman Timur, pada Piala Dunia 2002 oleh Brasil.Jerman termasuk saat masih Jerman Barat memegang rekor sebagai negara yang paling banyak kalah di final Piala Dunia dengan 4 kekalahan.

Beruntung Jerman masih memilki 4 gelar Juara Dunia dari edisi 1954, 1974, 1990 dan 2014.


Posted

in

,

by

Comments

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *